Desain Sayembara : Eco House Design Competition II

Ecohouse Design Competition II
     Sayembara yang diselenggarakan oleh Teknik Sipil UGM yang diumumkan tanggal 2 Juni 2011 lalu ini cukup menarik perhatian semua Universitas bidang pendidikan apapun termasuk fakultas arsitektur dan desain kampus saya haha.. Sayangnya pada sayembara kali ini kelompok kami hanya peringkat ke 29 dari 153 kompetitor se-Indonesia. Sebelumnya saya perkenalkan anggota kelompok saya, seperti kompetisi sebelumnya kelompok kami tidak jauh jauh dari orang orang yang sama :
Anchelmus Ishak Livanus
Anthony Mardika Panggau
Latar Belakang :
     Isu Global Warming dewasa ini telah mengubah pandangan masyarakat dunia mengenai segala aspek kehidupan manusia selama ini. Ancaman yang luar biasa dari global warming terhadap kelangsungan hidup manusia dan alam telah memberikan pemahaman mengenai betapa pentingnya untuk berorientasi pada lingkungan dalam menjalankan berbagai aspek kegiatan manusia.

     Perhatian yang besar akhirnya tertuju kepada rumah tinggal, mengingat eksistensinya yang sangat krusial dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pertambahan jumlah penduduk telah mendatangkan suatu tantangan baru dalam hal penyediaan rumah tinggal yang diharapkan sesuai dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

     Melonjaknya permintaan konsumen terhadap kebutuhan akan eco house yang ramah lingkungan, efisien dari segi sumber daya, nyaman, sehat serta selaras dengan alam lingkungan belum diimbangi dengan penyediaan baik oleh dunia usaha maupun pemerintah.

     Keberhasilan penyelenggaraan Eco House Design Competition 2010 memberikan arti penting dalam menunjukkan kemampuan dan kepedulian generasi muda saat ini untuk menyediakan eco house yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Atas pertimbangan tersebut, Eco House Design Competition II pada tahun 2011 ini pun hadir demi melanjutkan dan meningkatkan apa yang telah diraih pada Eco House Design Competition 2010, bukan hanya untuk kepentingan pengembangan diri mahasiswa semata, namun juga demi kepentingan masyarakat luas dan peningkatan kepedulian terhadap green living.( http://ecohouse.co.nr/ )

Penerapan Desain :


    Pada perancangan rumah tinggal ini kami merencanakan sebuah hunian dengan ketinggian bangunan 2 lantai. Mengingat konteks hunian pada daerah urban yang cenderung dengan ketinggian 2 lantai.
     Kami mengangkat tema besar rancangan kami yaitu Rumah Ekologis Masa Depan. Di sini kami mencoba untuk memberikan gambaran tentang suatu bentuk dan tatanan hunian di masa depan. Pastinya yang menganut aspek-aspek ekologis sebagai tanggapan terhadap kondisi bumi kita saat ini. Berikut gambar kerja dan Perspektif bangunan beserta penjelasan :
Denah Situasi Bangunan
Denah Lantai Dasar Bangunan
Denah Lantai Satu Bangunan
Potongan A - A
Potongan B - B
Tampak Depan
Tampak Belakang
Tampak Samping Kiri
Tampak Samping Kanan
Detail Tangga
 Perspektif Eksterior dan Interior Bangunan :
Interior Kamar Tidur Utama
Interior Ruang Makan
Interior Dapur
Interior Ruang Keluarga

Perspektif Tampak Depan (saat malam)
Perspektif Tampak Depan (saat siang)
Bird View Tampak Depan
Halaman Samping Rumah
Dapat dilihat Pemaksimalan Konsumsi Energi pada bangunan diantaranya :
- Memberikan bukaan semaksimal mungkin pada bangunan. Untuk sirkulasi udara yang maksimal dan pemanfaatan cahaya terang langit pada saat siang hari. (dapat dilihat pada denah)
Pemakaian lampu hemat energi pada malam hari dan pemanfaatan cah aya terang langit pada siang hari.
Meminimalisir finishing bangunan dengan pengaplikasiaan cat karena 75% bahan pembuatan cat ( resin, zat aditif, dan pelarut ) bergantung pada produksi minyak bumi.
Memanfaatkan kembali (re-used) material-material seperti pecahan keramik sebagai penutup dinding kamar mandi dan dapur. Pemanfaatan tiang listrik bekas sebagai struktur tangga dalam rumah. Pemanfaatan pecahan batu untuk kolam. Hal ini diterapkan karena proses untuk menghasilkan sebuah keramik dan tiang listrik memakan energi yang besar. (dapat dilihat pada perspektif eksterior dan interior).

Untuk Pengelolaan Limbah :
Pengolahan limbah black water dengan menggunakan instalasi septictank Vietnam. Keuntungan dari penggunaan septictank Vietnam adalah tidak perlunya menguras isi septictank, karena isi septictank dapat digunakan sebagai pupuk.
Pengolahan limbah grey water dengan cara memisahkan jalur pemipaan antara grey water yang mengandung sabun dan yang tidak. Disediakan sebuah bak untuk menampung grey water tersebut setelah menjalani proses penyulingan. Grey water tersebut dapat dipakai untuk menyiraram tanaman atau mencuci mobil.
Pengolahan limpasan air hujan (run-off) dilakukan dengan menyediakan bak penampung air hujan yang terpusat. Air hujan ini dapat dipakai untuk mengisi kolam atau menyiram tanaman atau untuk kegiatan bersih-bersih.

Untuk Aspek Konstruksi pada bangunan :
Pemilihan penggunaan struktur pondasi berbentuk potongan bujur sangkar  daripada bentuk trapesium seperti yang sering diterapkan pada bangunan rumah tinggal. Keuntungan pemakaian pondasi berbentuk bujur sangkar ini adalah galian tanah hanya perlu dilakukan sebesar ukuran pondasi dan menghemat penggunaan bahan bangunan seperti pasir, semen, dan kerikil.(dapat dilihat pada gambar kerja potongan)
-  Konstruksi dinding memakai beton ringan dengan plesteran semen pekat tanpa finishing cat. Kami menilai bahwa penggunaan beton bisa bernilai ekologis karena mempunyai masa pakai yang lama ( 100 thn ) sehingga bernilai ekonomis pula dan tidak mempengaruhi kesehatan manusia.
Kontruksi atap hunian tanpa memakai kuda-kuda tapi memakai gunungan. Mengingat bahwa beban bangunan harusnya semakin ke atas semakin ringan dan kondisi alam Indonesia yang rawan gempa. (dapat dilihat pada Potongan gambar kerja dan Perspektif Interior)
Plafond pada lantai satu hunian ditiadakan. Pertimbangan yang kami ambil adalah dengan tinggi antara atap dan lantai yang maksimal dapat pula memaksimalkan pengkondisian udara dan pencahayaan ruang di bawahnya.

Aspek Biotis :
- Penggunaan vegetasi di sekeliling bangunan yaitu berupa pacar tembok, bamboo sebagai peredam suara dan penyaring debu dari luar, palm.(dapat dilihat pada Eksterior Bangunan)
Pengadaan kolam ikan di samping kiri dan kanan bangunan.(dapat dilihat pada Eksterior Bangunan)
Penerapan konsep rumah panggung untuk memaksimalkan daerah resapan air hujan pada tapak dan juga agar adanya sirkulasi udara dibawah bangunan sehingga bangunan tidak lembab karena naiknya kelembaban tanah ke bangunan.(dapat dilihat pada gambar kerja dan Eksterior Bangunan)

Total estimasi harga bangunan ini menurut RAB yang kami hitung sebesar Rp. 169.500.000,00 (belum termasuk pengolahan taman)


Beberapa komentar dari dewan juri ke-kelompok kami adalah (www.ecohouse.co.nr) :
- Harga terlalu rendah,
- Ruang lantai 2 kantilever tidak aman terhadap gempa 
- Beton tanpa finishing perlu lampu besar untuk penerangan terutama saat malam hari.
- Eksekusi pemanfaatan lahan rendah, dan berefek pada kurangnya kenyamanan penghuni.

Semoga dari artikel ini pembaca dapat belajar dari desain dan khususnya kesalahan kami..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desain Sayembara : Surabaya Waterfront Park

Desain Performing Art's di Semarang

Membuat Efek Bump dan Displacement Rumput pada Render vray sketch-up 8