Solusi Rumah Tinggal Tahan Gempa (Part III - Studi Kasus - Desa Kebon Agung, Bantul, Yogyakarta)

Kantor Kecamatan Imogiri Desa Kebon Agung - 15 September 2010
     Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 di wilayah D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah telah menghancurkan rumah warga dan mengakibatkan banyak korban jiwa maupun luka-luka. Kerusakan rumah akibat gempa bumi tersebut antara lain disebabkan karena sebagian besar rumah warga tersebut tidak dibangun menggunakan konstruksi tahan gempa.
     Salah satu wilayah terparah saat kejadian gempa di Bantul adalah wilayah Desa Kebon Agung, Kecamatan Imogiri. Dimana hunian rumah tinggal warga setempat kala itu rata dengan tanah dan meninggalkan korban jiwa terbanyak saat gempa terjadi di wilayah Jogja. Selain gempa yang menghancurkan wilayah Yogyakarta, juga menghancurkan sebagian wilayah di Jawa Tengah yaitu Kota Klaten. Di Bantul sendiri ada 2 tempat yaitu paling terparah adalah daerah Jetis dan Kebon Agung. Dari hasil pengamatan lapangan wilayah Klaten hanya rusak kecil, bagian tembok hanya retak retak dan sebagian tidak sampai rubuh. Hal ini terjadi karena pusat gempa berada dekat dengan kawasan Jogja.

DESKRIPSI STRUKTURAL PADA BANGUNAN DIKAWASAN BANTUL
     Berdasarkan pengamatan lapangan, bagian - bagian struktural pada hunian rumah tinggal di kawasan Bantul diantaranya adalah :

§  Sistem Pondasi
-       Pondasi batu kali,
-       Pondasi batu bata,
§  Sistem Ring Balok dan Sloof
-       Beton bertulang
§  Sistem Kolom
-       Beton bertulang,
-       Balok Kayu,
-       Baja Konvensional,
§  Sistem Rangka Atap
-       Kuda – Kuda kayu,
-       Kuda – Kuda bambu,
-       Dak Beton,
-       Baja Konvensional


Struktur atap mempunyai peranan penting dalam desain Rumah Tahan Gempa karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian struktural balok, kolom dan pondasi suatu bangunan. Untuk itu perlu direncanakan secara matang sehingga pada saat gempa terjadi tidak mengalami keruntuhan.

 Bila dilihat dari segi struktural bangunan yang dominan pada hunian masyarakat Bantul, rangka atap bangunan mereka menggunakan kuda kuda kayu. Melihat beratnya massa kuda kuda yang hanya ditopang oleh kolom yang bahkan terbuat dari kolom kayu.

DESKRIPSI MATERIAL PADA BANGUNAN DIKAWASAN BANTUL
Berdasarkan pengamatan lapangan, bagian - bagian material pada hunian rumah tinggal di kawasan Bantul diantaranya adalah :
§  Sistem Dinding
-       Batu bata,
-       Partisi Gedek (anyaman bambu),
-       Partisi kayu
§  Sistem Penutup rangka atap
-       Genteng tanah liat,
-       Seng,
-       Asbes.


Gaya-gaya aksiaI dalam ring balok harus ditahan oleh dinding. Pada dinding batu bata gaya - gaya tersebut ditahan oleh gaya tekan diagonal yang diuraikan menjadi gaya tekan dan gaya tarik. Gaya aksiaI yang bekerja pada ring balok juga dapat menimbulkan gerakan berputar pada dinding. Putaran ini ditahan oleh berat dinding sendiri, berat atap yang bekerja diatasnya dan ikatan sloof ke pondasi.
Mayoritas masyarakat Bantul menggunakan batu bata sebagai penutup dinding terutama dikawasan desa Kebon Agung, Bantul. Sedangkan penggunaan penutup atap paling banyak adalah menggunakan genteng tanah liat, ini semakin membuat massa atap yang rangkanya menggunakan kuda – kuda kayu massanya menjadi semakin berat sehingga tumpuan dibawahnya semakin terlihat melendut (pada bagian ring balok).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desain Sayembara : Surabaya Waterfront Park

Desain Performing Art's di Semarang

Membuat Efek Bump dan Displacement Rumput pada Render vray sketch-up 8